Sawah Organik Namang

Sawah Organik Namang merupakan proyek pertanian berkelanjutan yang dikembangkan di Desa Namang, Bangka Tengah, sebagai bagian dari program Integrated Farming Bangka yang diinisiasi oleh Yayasan Cakrawala Askara Nusantara (ASKARA). Proyek ini bertujuan untuk menghidupkan kembali tanah pertanian yang sehat dan subur, serta menghasilkan beras organik berkualitas tinggi yang aman, sehat, dan bernilai gizi.

Sebagai demoplot percontohan di atas lahan sawah seluas 0,6 hektare, proyek ini dirancang menjadi model best practice pertanian padi ramah lingkungan yang dapat direplikasi oleh petani sekitar. Diharapkan, Sawah Organik Namang tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan lokal, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi generasi muda dan petani pemula di wilayah Bangka.

Pendekatan dan Strategi Utama:

  • Manajemen tanah regeneratif: Melalui analisis pH dan hara, peningkatan bahan organik, serta aktivasi mikroba tanah dengan kompos, biochar, dan biofertilizer.
  • Sistem irigasi dan air bersih: Mengembangkan model pengairan yang efisien serta perlakuan air (water treatment) untuk menjamin air bebas kontaminasi.
  • Kemandirian pupuk organik: Mengelola bahan baku lokal seperti jerami fermentasi, pupuk kandang, dan cairan mikroba sebagai input utama.
  • Konservasi agroekosistem sawah: Menjaga keberadaan serangga penyerbuk, burung sawah, dan diversifikasi tanaman untuk membentuk ekosistem yang seimbang.
  • Pelibatan masyarakat dan pendidikan: Melibatkan petani lokal dan peserta didik PKBM dalam setiap tahapan, mulai dari perencanaan hingga pascapanen.

Tantangan yang Direspon oleh Proyek Ini:

  • Menurunnya kualitas tanah akibat praktik pertanian intensif berbasis kimia
  • Ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia yang mahal dan merusak
  • Rendahnya nutrisi pada beras hasil pertanian konvensional
  • Lemahnya regenerasi petani muda dan kurangnya akses pendidikan pertanian alami

Dengan pendekatan yang menyeluruh dan partisipatif, Sawah Organik Namang diharapkan mampu menjadi contoh nyata transisi menuju pertanian regeneratif, mandiri, dan berkelanjutan di Pulau Bangka.